BPOM dan Kementerian Kesehatan mendukung penuh penyelenggaraan South East Asia Regulatory Network(WHO SEARN)Assembly yang berlangsung 24 27 Juli 2023 di Jakarta. SEARN merupakan jejaring yang terbentuk dari 11 negara anggota WHO di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste. Kegiatan ini untuk memperkuat dan berkolaborasi dalam rangka menjamin akses terhadap alat kesehatan dan produk obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu.

Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menjelaskan, upaya kolektif SEARN dalam memperkuat sistem regulasi dan membuka jalan bagi kelancaran pergerakan produk obat lintas batas. "Melalui SEARN, kami memiliki kemampuan untuk memperkuat kerangka pengawasan obat melalui kolaborasi, berbagi informasi, serta penyelarasan peraturan dan standar obat yang mengacu pada standar internasional dan prinsipgood regulatory practice(GRP),” papar Kepala BPOM dalam sambutannya, Rabu (26/7/2023). Populer Regional: Istri Polisi Diselingkuhi dan Ditelantarkan 13 Tahun Viral Video Mobil Goyang Halaman 3

'Saya Telpon Lakinya!' Murka Panca, Sadap WA Istri, Diselingkuhi dengan 3 Pria: Seperti Suami Istri 'Kasihan Suami Saya' Ucap Wanita Berbaju Biru saat Terciduk Bercinta dengan Perangkat Desa di Mobil Tampang Safitri yang Bakar Rumah Gara gara Tidak Diberi Uang Buat Beli Sabu, Endingnya Masuk RSJ

BEDA USIA 14 TAHUN DENGAN SUAMI, Terungkap Pekerjaan Devnisa Putri Ternyata Koordinator Talent 11 Negara Kolaborasi Tingkatkan Akses Produk Obat dan Alat Kesehatan di Asia Tenggara BREAKING NEWS: Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri Buntut Gunakan Akronim %27Amin%27

Di samping itu, otoritas regulatori obat juga dapat mendorong pemangku kepentingan untuk menyediakan obat esensial yang terjangkau, yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan. "Ini untuk memastikan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua kalangan di semua usia,” tuturnya lebih lanjut. Ia juga menegaskan bahwa dengan memastikan ketersediaan dan keterjangkauan obat saja tidaklah cukup. Lebih dari itu, yang juga perlu menjadi prioritas adalah memastikan obat obat tersebut digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Director Department of Health Systems Development (HSD) WHO SEARO, Dr. Manoj Jhalani, yang mewakili Regional Director WHO SEARO, memberikan apresiasi kepada BPOM dan Kementerian Kesehatan atas kepemimpinan yang kuat dan kesediaan untuk memfasilitasi pertemuan yang sangat penting ini. Ia menyampaikan bahwa Indonesia mampu belajar dari pengalaman untuk memperkuat dan mengembangkan sistem dan kapasitas regulatorinya kemudian membagikannya kepada negara anggota SEARN. “Saya yakin, dalam waktu yang tidak lama Indonesia akan menjadi salah satu otoritas regulator obat yang kuat,” tuturnya.

Manoj Jhalani mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi aktif dalam pertemuan ini. “SEARNAssemblyini merupakan kesempatan yang baik bagi seluruh regulator dan WHO untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman, dan juga informasi. Selain itu, juga merumuskan strategi poin aksi yang akan dilakukan untuk peningkatan kapasitas regulatori negara anggota dan keberlanjutan jejaring SEARN,” kata dia. Secara khusus pada pertemuan ini, Indonesia akan memaparkan tentangregulatory oversight on vaccine.

Terkait vaksin, tingkat kematangan BPOM sebagai otoritas regulator obat ini memungkinkan vaksin yang diproduksi Indonesia dapat berkontribusi pada pasokan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu untuk pasar global. Selain melakukan pertemuanworking groupdan rapat utama, peserta SEARNAssemblyjuga akan melakukansite visitke laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional dan pelayanan publik BPOM sebagai agenda tambahan. Melalui pertemuan ini, diharapkan dapat menstimulasi jalannya diskusi yang efektif dan menghasilkan langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut

SEARNAssemblytahun 2023, selain dihadiri oleh 5 Kepala Otoritas Regulator Obat dari 11 negara anggota, juga dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia, India, Thailand, Maldives, dan Bangladesh sebagai anggotaSteering Group,KetuaWorking Group,dan WHO. Pertemuan tahun ini mengangkat temaRegulatory Collaboration for Harnessing Assured Medical Product Access. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *